Singkat
cerita, konon, tiga orang pemuda rupawan belia bertubuh kurus lunglai semampai
itu, terjebak di sebuah samudra lautan lepas, selama berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun lamanya. Karena tidak sengaja menemukan dan menggosok sebuah
benda aneh berbentuk teko, makhluk bertubuh besar itu tiba-tiba muncul, lalu
bertanya pada ketiga pemuda tersebut. “Karena Baginda-Baginda telah mengeluarkan
dan menyelamatkan saya dari teko ini, terus terang saja, saya menjadi sangat
bahagia, bebas, dan merdeka. Karena itu jangan sungkan-sungkan, sebagai balas
jasa saya karena Baginda telah menolong saya, apapun permintaan Baginda, akan segera
saya kabulkan.” “Baiklah wahai makhluk
asing. Begini, saya sebenarnya sudah bosan dan jenuh berlayar tanpa menepi di
lautan lepas ini. Saya memiliki keluarga, anak-anak, dan kehidupan di tepian. Saya
teramat sangat merindukan mereka berkumpul kembali. Jadi, tolong kembalikan dan
pertemukan saya dengan mereka.” Makhluk asing itu mendengarnya, berjampi-jampi,
lalu tiba-tiba lenyaplah pemuda satu itu dari pandangan mereka. “Jangan
khawatir, dia sudah saya penuhi permintaannya.” Makhluk asing bertubuh besar dan mengapung itu,
tiba-tiba berusaha meyakinkan mereka.
Merasa
terkejut, pemuda yang kedua, dengan nada tergesa, lalu lekas memohon. “Wahai
makhluk asing, Anda sungguh luar biasa!!?? Saya juga merasa jenuh dan bosan
hidup berbulan-bulan di lautan lepas ini tanpa tujuan yang jelas. Coba saja
bayangkan, setelah sekian tahun lamanya hidup mengendalikan perusahaan mewah
saya dan hidup bertahun-tahun senang mewah mengurus kehidupan keluarga dan
anak-anak saya, tiba-tiba saya harus terdampar di samudera lautan lepas ini
tanpa arah dan tujuan yang jelas. Saya sungguh sangat menderita. Setiap malam,
angin mendesir begitu memilukan. Cari makanan, susahnya luar biasa. Setiap
waktu, saya terus dihantui dengan kedatangan ombak besar yang datang secara
tiba-tiba. Badai hujan silih berganti, sementara daratan yang saya dambakan pun,
tidak pernah saya ketemukan sama sekali. Jujur saja, saya depresi, stress, dan
hampir putus asa wahai Makhluk asing. Jadi, tolonglah saya wahai makhluk asing,
tolonglah saya, tolonglah saya kembalikan ke dunia saya yang sebenarnya. Saya
merindukan perusahaan saya, keluarga, dan anak-anak saya.....” “Baiklah Baginda,
cerita Baginda sungguh sangat menyedihkan dan menyentuh hati nurani saya.
Karena Baginda telah menolong saya, permohonan Baginda akan lekas saya
kabulkan.” Lalu tidak lama kemudian, beberapa detik saja, pemuda kedua itu
menghilang dari pandangan mereka.
Sepertinya
makhluk asing itu merasa kaget dengan tingkah laku pemuda yang ketiga. Lalu ia bertanya
penuh keheranan. “Sepertinya Baginda nampak tenang-tenang saja tidak seperti kedua
pemuda tadi. Boleh saya mengetahui alasannya, wahai Baginda?” “Wahai makhluk
asing, saya ini pemuda biasa saja. Saya tidak memiliki pekerjaan, tidak
memiliki keluarga, apalagi anak-anak. Kehidupan saya sungguh sangat terasing. Sebenarnya
kepergian kedua pemuda tadi sungguh menambah penderitaan saya. Saya semakin
terasing. Jadi, kalau boleh, tolong kembalikan lagi kedua pemuda tadi berkumpul
lagi dengan saya, wahai makhluk asing.” “Ah yang bener Wahai Baginda?” ”Ya!” “Baiklah wahai Baginda”. Singkat
cerita, permohonan pemuda ketiga itu terkabul, hingga akhirnya mereka berkumpul
kembali di sebuah samudra lautan lepas. Konon, diantara mereka ada yang bahagia,
sementara kedua pemuda yang menghilang beberapa saat itu, tentu merasa kecewa
sebab setelah beberapa saat berkumpul lagi dengan dunia pekerjaan, keluarga dan
anak-anaknya, mereka harus kembali lagi berlayar mengarungi samudra lautan lepas
entah sampai kapan akan berakhir. [dbs]