Statistik Blog

Jumat, 17 April 2015

Mulai dari Rumah, Semua Mimpi Bisa Terpenuhi


            Dalam budaya Arab, barangkali kita sering melihat atau mendengar, Baitiy Jannatiy. Atau terjemah bebasnya, rumahku adalah surgaku. Dari rumah sebenarnya kita bisa memulai mempraktekkan manajemen sederhana untuk berbagai kepentingan, baik untuk managemen diri sendiri, keluarga, maupun institusi yang lebih besar lagi. POAC atau Planning, Organizing, Actualitation, dan fungsi Controlling, adalah sederetan langkah klasik yang sedikit banyak telah membantu seseorang atau institusi untuk bersikap simple dan berhasil dalam menghadapi setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Seorang siswa atau pekerja, boleh saja akan dihadapkan bagaimana merencanakan, menggorganisasikan, mengerjakan, dan mengevaluasi setiap aktivitas belajar dan kerjanya hingga sampai tepat sesuai rencana dirinya maupun sekolahnya, begitu pula dengan seorang pekerja ataupun karyawan. Dengan mendapatkan raport yang tinggi disertai kemampuan kognitif (intelektual), afektif (perasaan), motorik (perilaku) yang baik, biasanya semua itu merupakan hal yang sangat dibanggakan. Begitu pula sebagai pekerja maupun karyawan, dengan mendapatkan appreciate penghargaan dari konsumennya, baik itu memperluas relasi, diversifikasi jumlah produk,  hingga meningkatkan jumlah rekening, tentu memiliki kebahagiaan tersendiri yang mungkin saja susah mudah untuk diungkapkan. 
            Seorang kepala keluarga boleh saja akan dihadapkan pada sederetan permasalahan bagaimana mengatur rumah tangganya hingga kehidupan keluarganya tetap kokoh kuat, bahagia, tentram, dan nyaman, di tengah-tengah tantangan dunia nyata yang seringkali diam-diam atau sadar tidak sadar telah memporak-porandakan hingga melupakan arti sebenarnya sebuah identitas keluarga itu sendiri. Tantangan itu bisa saja masalah ekonomi, komunikasi sosial, maupun tradisi budaya yang sudah menjadi pegangan dan prinsip hidupnya. Akan tetapi yakinnya tidak ada permasalahan yang tidak ada jawabannya. Tuhan tidak akan membebani hamba-hambaNya kecuali sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Dengan bekal olah jiwa raga yang telah diajarkanNya, melalui hamba-hamba pilihanNya, baik yang tersirat maupun tersurat, seharusnya sebuah diri maupun keluarga sebagai institusi akan terus tetap kokoh kuat optimis meski berbagai ujian atau cobaan datang dan pergi silih berganti.
            Tidak terkecuali dengan seorang pimpinan sebuah masyarakat atau organisasi yang lebih besar lagi, kemampuan sumber daya manusia yang ada pada dirinya, baik kemampuan leadership kepemimpinan, maupun kemampuan membangun visi dan misi yang sudah terumuskan, hingga kemampuan diplomasi komunikasi dengan bangunan sosial budaya yang sudah terbentuk lamanya, merupakan tantangan tersendiri hingga menjadi sebuah petualangan yang mungkin saja sangat menyenangkan bagi mereka yang sudah lama menekuninya. Dan satu hal yang perlu diingat lagi, bahwa aktivitas individu maupun sosial, selain semata-mata untuk meningkatkan kualitas diri maupun institusi, tentu yang lebih penting lagi, semua itu adalah aktivitas yang akan lebih memperluas kualitas dan kuantitas nilai persaudaraan, sebagai titah Yang Maha Kuasa Isyaratkan melalui berbagai cara yang terkadang memang sukar untuk kita fahami secara kasat mata, maupun secara mata telanjang lahir, maupun mata telanjang bathin.  [AF]