Statistik Blog

Jumat, 17 Oktober 2014

Cash Flow Strategy



Rich Dad Poor Dad, sebenarnya kalau boleh ikut mengilustrasikan, pustaka lama ini bukan hanya sebagai sebuah perjalanan dialektika dan bathin ruhiah semata, namun kiranya penulis cukup cerdas dalam merekam ulang gerak-gerak perjalanan hingga dialog ringan seorang anak muda belia belasan tahun dan seorang anak dewasa di ranah dunia bisnis. Meskipun dunia bisnis masih terus berkutit dan berputar intensif dalam logika angka-angka, teori kontemporer, hingga teori modern yang dapat dijelaskan secara runut dan sederhana, kehadiran pustaka berwarna merah putih dengan bentuk tulisan yang cukup menonjol ini sangatlah brilian dalam menjelaskan prinsip-prinsip financial sederhana yang sering diketemukan dalam dunia bisnis hingga dunia bisnis keluarga. Seperti halnya tradisi puncak munculnya corporation barat hingga timur yang terlahir dari lingkungan bisnis keluarga secara step by step dan consisten dalam mengimbangi laju perkembangan news update on economic focus, hadirnya pustaka bertebal sekitar ratusan halaman ini cukup kiranya melepas dahaga panjang.
Assets ibarat sebuah saku yang sering digambarkan sebagai harta kekayaan. Ia cenderung memberikan ruang untuk menyimpan harta kekayaan berupa material cash maupun berbentuk cheque yang sangat bermanfaat dalam berinvestasi hingga berdurasi jangka panjang. Ia cenderung memasukkan harta kekayaan dan melipatkangandakan harta kekayaan tersebut jauh berbeda dengan liabilitas yang cenderung mengeluarkan harta kekayaan dengan berbagai macam tujuan. Menjaga assets secara bijaksana berarti menjaga keberlangsungan masa depan. Assets yang produktif senantiasa bermanfaat dan bernilai bagi internal corporation maupun eksternal sebuah corporation. Kesehatan, kendaraan umum, pomp bensin, computer public, property merupakan beberapa contoh assets sederhana yang berkemungkinan besar dan mampu melipatgandakan harta kekayaan public untuk hari ini, esok, hingga masa depan.
Kehadiran Rich Dad Poor Dad memang sangatlah menarik dalam memperluas referensi sederhana seperti halnya kehadiran pustaka era 2000-an semisal Beberapa Langkah Menuju Kekayaan Sejati ini. Agak sedikit berbeda dengan pustaka terakhir ini, prinsip-prinsip tentang kekayaan yang diurai dalam beberapa prinsip dasar pada buku yang berbackground sebuah alam pantai ini, dijelaskan begitu detail dan ringkas hampir sama dengan dialog yang diketengahkan pada buku Rich Dad Poor Dad ini. Mereka berfokus pada kehidupan yang seringkali diketemukan dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja bedanya buku Beberapa Langkah Menuju Kekayaan Sejati sedikit banyak merekam ulang tentang sosok seorang wanita tua sebagai seorang teacher profesional sekaligus sebagai pemerhati dunia financial dengan segudang permasalahannya. Dan Suze Norman penulis buku terakhir ini begitu piawai dalam menjelaskan hubungan antara dunia spiritual dan dunia angka-angka yang sering diketemukan dalam the world of business.  [AF]