Rich Dad Poor Dad, sebenarnya kalau boleh ikut mengilustrasikan, pustaka lama ini bukan
hanya sebagai sebuah perjalanan dialektika dan bathin ruhiah semata, namun
kiranya penulis cukup cerdas dalam merekam ulang gerak-gerak perjalanan hingga
dialog ringan seorang anak muda belia belasan tahun dan seorang anak dewasa di
ranah dunia bisnis. Meskipun dunia bisnis masih terus berkutit dan berputar intensif
dalam logika angka-angka, teori kontemporer, hingga teori modern yang dapat
dijelaskan secara runut dan sederhana, kehadiran pustaka berwarna merah putih
dengan bentuk tulisan yang cukup menonjol ini sangatlah brilian dalam
menjelaskan prinsip-prinsip financial
sederhana yang sering diketemukan dalam dunia bisnis hingga dunia bisnis
keluarga. Seperti halnya tradisi puncak munculnya corporation barat hingga
timur yang terlahir dari lingkungan bisnis keluarga secara step by step dan consisten
dalam mengimbangi laju perkembangan news
update on economic focus, hadirnya pustaka bertebal sekitar ratusan halaman
ini cukup kiranya melepas dahaga panjang.
Assets ibarat sebuah saku
yang sering digambarkan sebagai harta kekayaan. Ia cenderung memberikan ruang
untuk menyimpan harta kekayaan berupa material
cash maupun berbentuk cheque yang
sangat bermanfaat dalam berinvestasi hingga berdurasi jangka panjang. Ia cenderung
memasukkan harta kekayaan dan melipatkangandakan harta kekayaan tersebut jauh berbeda
dengan liabilitas yang cenderung mengeluarkan harta kekayaan dengan berbagai macam
tujuan. Menjaga assets secara bijaksana berarti menjaga keberlangsungan masa
depan. Assets yang produktif
senantiasa bermanfaat dan bernilai bagi internal corporation maupun eksternal
sebuah corporation. Kesehatan, kendaraan umum, pomp bensin, computer public,
property merupakan beberapa contoh assets sederhana yang berkemungkinan besar dan
mampu melipatgandakan harta kekayaan public
untuk hari ini, esok, hingga masa depan.
Kehadiran Rich
Dad Poor Dad memang sangatlah menarik dalam memperluas referensi sederhana seperti
halnya kehadiran pustaka era 2000-an semisal Beberapa Langkah Menuju Kekayaan Sejati ini. Agak sedikit berbeda
dengan pustaka terakhir ini, prinsip-prinsip tentang kekayaan yang diurai dalam
beberapa prinsip dasar pada buku yang berbackground
sebuah alam pantai ini, dijelaskan begitu detail dan ringkas hampir sama
dengan dialog yang diketengahkan pada buku Rich
Dad Poor Dad ini. Mereka berfokus pada kehidupan yang seringkali
diketemukan dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja bedanya buku Beberapa Langkah Menuju Kekayaan Sejati sedikit
banyak merekam ulang tentang sosok seorang wanita tua sebagai seorang teacher
profesional sekaligus sebagai pemerhati dunia financial dengan segudang
permasalahannya. Dan Suze Norman penulis buku terakhir ini begitu piawai dalam
menjelaskan hubungan antara dunia spiritual dan dunia angka-angka yang sering
diketemukan dalam the world of business. [AF]