Statistik Blog

Sabtu, 05 Juli 2014

Belajar dari Neil Armstrong


 
             Belum ada hasil penelitian dari berbagai tingkatan civitas akademik manapun, termasuk icon search mesin pencari yang dikenal seperti google sekalipun,  bahwa rambut seseorang dapat diketahui berapa jumlahnya. Meskipun ada, mungkin mereka harus sedikit berurusan dengan para penata rambut hingga even organizer kelas dunia manapun, untuk mempersiapkan moment yang paling pas untuk mempersiapkan orang-orang ulet hebat yang seringkali diketemukan tidak terduga, hingga piala istimewa apa yang akan tercatat dalam the book guiness world record misalkan. Yang jelas moment terbesar selalu akan berdampak besar hingga melewati tingkatan strata sosial dimanapun, siapapun, atau kapanpun. Namun seperti halnya logika keseimbangan, atau dunia jurnalistik menyebutnya cover both side, seandainya bola sudah ada di tangan atau di kaki, janganlah terlalu lama untuk menahannya atau menyimpannya pada seseorang. Lemparkan bola tersebut atau tendang bola tersebut pada tempat dan kawan yang tepat hingga bola tersebut masuk gawang.  

            Moment atau peristiwa terbesar,  seperti halnya menemukan sesuatu hal yang luar biasa dari kebiasaan umum dan berdampak luas, memang hanya dapat disadari oleh mereka-mereka yang sadar, konsen, peduli, disiplin, dan mau memberdayakan seluruh potensi yang ada pada dirinya maupun diluar dirinya secara apa adanya namun yakin mengetahui apa yang dilakukannya. Seperti halnya logika menanam, siapa yang menanam dengan pengetahuan yang memadai, tidaklah mereka terlalu khawatir dan menyesal dikemudian hari, terkecuali mereka akan menikmati kokohnya akar dan batang ranting pepohonan, sementara buah-buahan yang muncul dari pepohon tersebut akan dapat dirasakan oleh siapapun, untuk kemudian bersama-sama kembali menjalani pelangi formasi alur kehidupan yang sebenarnya selalu berputar pada poros dan tempat yang tidaklah jauh berbeda. Yang membedakan adalah tentunya kesungguhan memanfaatkan kenyataan, reformasi santun dan daya tingkatan cara berpikir, hingga model kacamata apa yang seringkali dipergunakan.

            Mengikuti seluruh perkembangan yang terjadi pada alam mikrokosmos diri sendiri hingga alam makrokosmos alam semesta beserta isinya, selain sebuah langkah kesemestian dan langkah natural, tentu saja siapa duga, dengan kekonsistenan dan pengetahuan yang memadai, seperti halnya astronot Neil Armstrong orang pertama yang menginjakkan kakinya di bulan, experience explorer-nya pernah sedikit membagi sebuah catatan kecil. Kira-kira, “Langkah ini bukanlah apa-apa, namun langkah ini adalah ini sebuah langkah mahakarya spektakuler bagi para penghuni dunia yang memahami seluruh keadaannya.” [AF]