Statistik Blog

Minggu, 08 Maret 2015

Bisa Saja



            Rasanya, bisa saja keadaan pada akhirnya cukup serius ataupun sebaliknya. Hutang pelan-pelan merayap naik, derajat kesehatan relative naik-turun, jual-beli yang tak kunjung laku, atau bisnis yang sudah dirintis tahunan lamanya semakin terdampar nyaris punah tidak jelas. Itu artinya, siapapun bisa saja hilang pekerjaan, hilang juga uang insentif sampingan. Tapi untungnya bisa saja siapapun masih memilih memiliki Tuhan. Siapapun masih bisa memiliki cara memandang dunia ini tetap bugar positif dan lebih dewasa, bahwa materi terkadang bukanlah apa-apa meski mereka memang diperlukan setiap waktu. Orang pada akhirnya bisa saja memilih untuk lebih dewasa menghadapi kenyataan ini, bahwa selain bersikap tetap terus mensyukuri apapun keadaannya, orang harus terus berusaha semampunya dan memilih pernyataan bahwa Tuhan selalu mempersilahkan dan memberikan kesempatan kepada hamba-hambaNya untuk mengubah nasibnya sendiri. Belajar dari keterpurukan dan memanfaatkan kesempatan yang ada, biasanya memang ada baiknya untuk ditata kembali meski memang agak sedikit rumit.
            Rasanya siapapun akan semakin memiliki keyakinan, bahwa bekal pengalaman pendidikan dan pekerjaan yang telah dirintis dulu, bisa saja semakin orang memiliki sebuah pilihan bahwa belajar berdiri di atas kaki sendiri, memulai sebuah usaha dari 0 (nol) pun kiranya bisa saja sebuah pilihan yang sangat tepat. Orang bisa bebas penuh disiplin mengatur waktu aktivitas sendiri, atau ustadz-ustad tv bilang, kitalah sebenarnya yang mengendalikan dunia ini, bukan sebaliknya dunia yang mengendalikan kita. Usia, bisa saja masih cukup terbilang muda. Itu artinya, kalau becermin pada usia kerosulan, siapapun masih diberi kesempatan untuk menapaki semesta budi pekerti mereka. Orang-orang bilang, pada usia ini, perlu disyukuri, kemampuan mental spiritual kemanusiaan malah mesti semakin matang. Seniorita bilang, siapapun akan dan telah melewati sebuah pertanyaan besar tentang siapakah aku, dan siapakah kamu sebenarnya. Lalu pada akhirnya, orang pelan-pelan akan memasuki sebuah pertanyaan yang lebih besar lagi tentang siapakah kita?
            Kehidupan menurut beberapa cerita mau tidak mau adalah sebuah tahapan yang mesti dijalani. Setelah melewati alam ruh alam rahim, yang hidup, yakinnya, mereka sedang memasuki alam kehidupan, alam kubur, alam mahsyar penghisaban amal perbuatan, lalu orang akan menghadapi dua alam misteri yang hanya akan diketahui setelah orang tahu hasil akhir seluruh amal perbuatannya. Orang-orang sufi suci dulu bilang, apalah artinya itu semua, seandainya pertemuan dengan Tuhan sebagai pencipta Alam semesta ini tidak pernah terjawab sekalipun. Mereka berpendapat bahwa pertemuan diri dengan Tuhannya, sebenarnya adalah puncak dan titik akhir dari sebuah perjalanan kemanusiaan yang sangat sangat melelahkan. Kehadiran Tuhan, jelas telah melupakan dan meleburkan kenyataan-kenyataan seluruhnya yang senantiasa silih datang dan pergi dengan pergantian musim yang selalu teramat dirindukan. Dan kiranya, siapapun, tentu saja bisa memiliki banyak pilihan dan mimpi yang selalu datang dan pergi, lalu menghampiri, tentu dengan berbagai bentuk dan warna yang bisa saja teramat menggoda.  [AF]