Statistik Blog

Selasa, 09 September 2014

Kualitas Hidup Seutuhnya



            Baru-baru ini,  dalam sebuah beranda,  yang hanya dapat dibaca oleh mereka yang sudah memiliki sebuah account jejaring sosial atau account commercial yang berada dalam sebuah website atau internet, atau mereka yang sudah terlanjur menyukai sebuah icon, produk,  atau  sebuah komunitas tertentu, badan antariksa NASA melaporkan, sebuah asteroid sebesar rumah telah melewati bumi dengan selamat. Tentu saja ini merupakan karunia Tuhan dan kehendak Tuhan yang patut disyukuri. Beberapa tahun lalu, karena aktivitas asteroid singgah ke bumi, masyarakat dunia hingga ahli geologis sempat dikejutkan, karena sebagian permukaan bumi sempat berubah, yang tentu saja berdampak berbeda pada system kehidupan yang sudah tertata dan sebagian sudah terdeteksi sebelumnya. Terlepas dari benar tidaknya informasi tersebut, tentu saja bagi mereka yang yakin, peristiwa tersebut merupakan peristiwa misterius yang perlu dicatat.  
            Sesuatu yang masih misteri lainnya hingga detik ini, selain tentang kapan pastinya awal penciptaan alam semesta,  hampir semua orang mafhum bahwa jumlah spesies makhluk yang bernama manusia, secara universal memiliki identitas dan bentuk yang serupa, namun mereka hampir dipastikan memiliki raut wajah dan sidik jari yang berbeda-beda. Kalaupun ada yang sama, sudah bisa dipastikan mereka bisa dihitung jari, dan bentuk sidik jari, hampir belum pernah mendengar sebuah penelitian yang menemukan bahwa bentuk sidik jari seseorang seluruhnya sama atau ada yang sama. Jumlah nama seseorang, tempat, produk, lisensi, maaf,  karya sastra, model rambut hingga bentuk dan warna sandal ataupun sepatu, jauh mengungguli trend persamaannya dibandingkan dengan misteriusitas tentang awal penciptaan alam semesta atau tentang perbedaan raut wajah tersebut diatas.
            Anehnya lagi, kebanyakan orang, seakan tidak peduli dan ambil pusing dengan fenomena tersebut. Selain mungkin karena dirasa kurang ada manfaatnya, aktivitas pragmatism atau hal-yang mendesak utama seperti mencari rizki untuk makan minum sehari-hari dari pagi hingga malam, mendidik, merawat, hingga menyekolahkan anak hingga berhasil meraih gelar dan berharap mendapatkan pekerjaan hingga dapat menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya, mencari biaya untuk listrik, kesehatan, air, telepon, perabotan dapur yang sudah kadaluarsa, atau aksesoris fashion, jauh lebih penting diutamakan daripada hal-hal lainnya. Covey meneliti kebiasaan perilaku manusia ke dalam satu kotak yang terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama sangat penting, kedua penting, ketiga tidak penting, dan keempat sangat tidak penting. Bagi mereka yang banyak berada pada zona pertama dan kedua secara bijaksana, akan melahirkan pribadi-pribadi yang disiplin, ulet, dan sukses. Pribadi-pribadi yang sukses selalu memiliki aktivitas prioritas yang dapat diperhitungkan dan dapat dipertanggung jawabkan seperti bekerja, belajar, aktivitas fisik, mental, sosial, dan spiritual yang intensif. Sedangkan pribadi-pribadi yang lemah yang kurang bertanggung jawab mereka lebih banyak berada pada zona tiga dan empat seperti banyak menerima telepon salah sambung atau mengurus pekerjaan yang bukan kesenangan dan keahliannya. Dan sesekali keluar sebentar dari lingkaran zona tersebut, atau covey menyebutnya ‘mengasah’ gergaji setelah gergaji tersebut dipakai berlama-lama, atau sebentar beristirahat, membaca, relaksasi, berevaluasi, adalah sebuah jeda yang dapat menyemangati dan memberikan alasan plus kembali dalam melakukan aktivitas keseharian yang berkualitas.
            Biasanya rata-rata usia seseorang kini secara lahiriah hingga ratusan saja. Itupun hanya beberapa saja. Rosul, utusan, dan manusia pilihan Tuhan pun diberikan jatah usia lahiriah mencapai usia 60-an saja. Akan tetapi secara ruhaniah, usia rosul seakan abadi sepanjang masa. Selain karena perilaku rosul adalah sebuah terjemahan dari titah ke-Tuhanan, rosul telah berhasil melakukan aktivitas tersebut dengan baik, benar, dan sabar. Dalam mahakarya arsitektur, bahasa, seni, hingga dunia metafisika, seringkali kita menemukan nama-nama pilihan Tuhan tersebut dengan mata telanjang hingga terdengar ke dalam lubuk hati di sepanjang masa sebagai sebuah sumber referensi dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna. [AF]