Statistik Blog

Selasa, 10 Juni 2014

Trias Politica


 
            Sukahardjana, doktor musik Indonesia, dalam musik antara kritik dan apresiasi pernah menjelaskan. Temukanlah beberapa nada. Dan nada A akan terdengar sendu, nada G akan terdengar riang, dan nada D akan terdengar lincah. Komposisi yang dibangun tersebut bukan hanya semata membangkitkan semangat untuk terus ber-explore dan turut membumikan simbol-simbol kesemestaan makna komunikasi, namun Quantum Learning terbitan Kaifa (1998) lagi-lagi menyederhanakan bahwa musik barok misalkan, dengan tempo moderato yang tidak begitu cepat tidak terlalu lambat, sudahlah cukup sebagai background yang turut melancarkan urat-urat saraf dan intensitas aktivitas jantung saat beban pekerjaan begitu memberatkan.

Seperti halnya perkembangan dunia teknologi, instrument musik pun mengalami modifikasi dan kreasi yang cukup beragam dengan diversifikasi bentuk dan sumber suara yang terdengar aneh bahkan agak terdengar ‘miring’ pun sudah pasti banyak mudah diketemukan. Sandiaga lebih menyederhanakan lagi, kesetaraan memang bukan hanya bisa terdeteksi di dunia idealisme saja, namun dengan memakai kaca mata apapun, mereka sudah bisa terlihat dan terdeteksi di sekeliling kita sejak dulu. Itulah mungkin kenapa Rahim, inspirator ternama abad terkini, dalam layar televisi lokal mengingatkan, cobalah luangkan waktu cukup untuk memperhatikan peta kehidupan di sekeliling Anda. Karena mereka sebenarnya adalah komponen-komponen yang tak hanya sekadar turut andil membentuk harmoninasi kehidupan Anda, namun juga mendeskripsikan ringkas seberapa tergambarkan besar kecilnya kesuksesan yang hinggap di kehidupan Anda.

Seperti halnya gagasan, dunia memang tidak hanya diramaikan oleh fluktuasi ekonomi, pragmatism politik, eksistensi sosial,  identitas budaya, hingga hingar-bingarnya kehidupan hankam semata, namun kehidupan dunia sejak dulu sangat membutuhkan kekuatan personalitas dan keajegan sistem, dimana dalam trias politica yang dimafhumi dalam tradisi demokrasi, antara eksekutif pelaksana, legislatif pembuat, dan yudikatif pengawas harus menjalankan fungsinya masing-masing hingga terbentuk bangunan struktur dan infrastruktur yang dikehendaki. Abdurrahman, di beberapa kesempatan dengan cerdas menyederhanakan, seandainya Kau tidak mampu menjadi lautan yang mencukupi dahaga kemanusiaanmu, cukuplah menjadi jalan setapak yang membawa jati diri kemanusiaan itu hingga menuju samudera lautan yang maha luas. [AF]